Wisata Religi Makam Syaikhona Kholil


Tempat Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil di Bangkalan. Para Penelusur pernah belum kalo berwisata sambil mendapatkan pengetahuan sejarah, religi, dan sambil refresing jua. Cobalah untuk datang Tempat Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil di Bangkalan karena selain wisata religi,Para Penelusur bisa mendapatkan pengetahuan sejarah juga.
Para Penelusur tau ga siapa itu Muhammad Syaikhona Kholil?. Pasti banyak yang sudah tau ya?, buat yang belum tau berikut beberapa penjelasan tentang beliau. Muhammad Syaikhona Kholil lahir pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur. Muhammad Syaikhona Kholil kecil berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, anak dari Kyai Abdul Karim. Yang disebut terakhir ini adalah anak dari Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati karena memang dia masih terhitung keturunannya.
Sumber ilmu tidak dapat hanya dipelajari di satu titik dan membutuhkan kerja keras. Itulah yang dapat dipelajari dari perjalanan Syech Kholil atau Syaikhona Kholil. Pada mulanya Beliau dididik dasar – dasar ilmu agama (akidah, syariah dan akhlak) oleh ayahnya sendiri, Kiai Abdul Latif.
Kemudian Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan yang terkenal metode pengajaran yang unik, dimana dalam memberi pelajarannya tidak harus menetap di pesantren. Kadang memberi pelajaran sambil berjalan mengelilingi Kota Bangkalan, kadang dibawah pohon, dipinggir sungai atau di atas bukit. Selanjutnya Syech Kholil atau Syaikhona Kholil berguru kepada Tuan Guru Agung atau Bhujuk Agung. Pengajaran beliau tidak terbatas hanya teori dalam ilmu lahir dan batin tetapi memadukan secara bersama antara teori dan praktek.
Dalam proses belajar tersebut telah menjadikan Syech Kholil atau Syaikhona Kholil menguasai dasar ilmu agama yang bersumber kepada kitab klasik serta dasar ilmu lahir dan batin. Masa belajar Syech Kholil atau Syaikhona Kholilditempuh dalam kurun waktu 6 tahun, dimulai sekitar 1852 sampai 1858 M. Selanjutnya, Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmunya ke Mekkah di tahun 1859 M. Setibanya disana Beliau bergabung dengan Syekh Abdur Rouf Singkeli, KH. Asnawi Banten, Syaikh Nahrawi, KH. Asnawi Kudus, Syaikh Abdul Ghoni, Bima dan yang lainnya.
Guru terakhir Syech Kholil atau Syaikhona Kholil adalah seorang ulama Mekkah yang tuna netra dan memiliki ketajaman batin , Syaikh Ali Rahbini. Oleh gurunya tersebut, Syech Kholil atau Syaikhona Kholildiminta pulang ke tanah kelahirannya untuk menyebar ilmu kepada umat. Atas dasar patuh kepada titah gurunya maka Syech Kholil atau Syaikhona Kholil pulang kembali ke kampung halaman di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Para Penelusur bangga kan?gimana cerita nya?, pasti bikin merindingkan dengar kisah-kisah kayak gitu. Makanya ayo datang kesini, kita doakan beliau agar masuk surga, dan kita juga mendapatkan pahala. Dengan mendoakan beliau niscaya kita juga akan mendapatkan pahala serta berkah oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Berikut beberapa gambar dari Tempat Wisata Makam Muhammad Syaikhona Kholil di Bangkalan semoga dapat membantu pengetahuan Para Penerusur tentang wisata-wisata yang di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stadion Gelora Bangkalan

Wisata Bukit Jeddih

Pantai Rongkang